Pemimpin
pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan upaya mengelola segala kekuatan dan potensi
yang ada melalui tuntunan,
sehingga murid bisa bertumbuh dengan bahagia menjadi manusia
seutuhnya sesuai kodrat,
baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Hal tersebut akan
mudah diimplementasikan hanya jika memandang segala yang ada dengan cara
positif. Dalam artian, tidak menjadikan kekurangan sebagai hambatan dalam
melakukan proses pengelolaan sumber daya. Sebab sejatinya seseorang yang
memiliki nilai kreatif bisa menjadikan kekurangan sekalipun sebagai sebuah
kekuatan.
Implementasi
Pengelolaan Sumber Daya
Kelas,
sekolah, dan masyarakat sekitar pada dasarnya merupakan sumber daya. Semuanya
bisa dikelola dengan baik berdasarkan kekuatan dan potensinya masing-masing.
Namun demikian, ketiganya juga menjadi sasaran kebermanfaatan dari sumber daya
yang ada. Implementasi pengelolaan sumber daya akan berhasil apabila terlebih
dahulu CGP melakukan pemetaan atau identifikasi 7 aset yang dimiliki sekolah
beserta strategi pemanfaatannya. Ketujuh aset tersebut, yaitu modal manusia,
fisik, sosial, lingkungan/alam, finansial, politik serta agama dan budaya.
Agar bisa melakukan implementasi
dengan baik tentu dibutuhkan banyak hal terkait. Di antaranya, yaitu
perencanaan kegiatan yang matang, koordinasi dengan kepala sekolah, pemetaan
aset sekolah, diseminasi kepada sejawat melalui pelatihan pemanfaatan blog, dan
kolaborasi dengan semua pihak.
Implementasi di kelas menyesuaikan
dengan kekuatan dan potensi murid dalam proses pembelajaran. Strategi
menyangkut kebutuhan dan potensi murid dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan pada kelas contoh. Bukan saja di dalam kelas, melainkan juga
pemanfaatan lingkungan sekitar kelas sebagai sumber belajar. Sementara itu,
implementasi di sekolah berupa duplikasi kelas contoh yang ada. Selanjutnya
strateginya adalah melalui koordinasi dengan kepala sekolah dan kolaborasi
segenap warga sekolah. Dengan strategi ini ada harapan bisa mengarah ke budaya
positif sekolah. Sedangkan implementasi pada masyarakat sekitar, terkait dengan
kolaborasi. Strategi melalui penyampaian informasi capaian sekolah dan
kemungkinan kerjasama dalam proses pembelajaran.
Pengelolaan
Sumber Daya dan Proses Pembelajaran
Pengelolaan
sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih
berkualitas. Hal ini menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada pada
murid. Jika sudah sesuai tentu murid akan merasa bahagia karena terlibat
langsung dalam proses pengelolaannya. Selain itu, juga akan bahagia karena
menjadi bagian sebuah proses. Hal ini akan membuat murid merasa memiliki aset
yang ada di kelas dan sekolah mereka.
Rasa memiliki ini akan membuat
mereka lebih menghargai dan menjaganya. Kondisi seperti ini akan membuat kelas
menjadi lebih kondusif. Kondisi hati bahagia yang didukung kelas menyenangkan
akan membuat murid menjadi lebih tergerak untuk belajar. Pada akhirnya dari
kesungguhan belajar akan dapat menciptakan murid berkualitas. Tentu juga murid
lebih memahami nilai-nilai kebajikan yang diyakini saat pengelolaan aset kelas.
Keterkaitan
Materi
Keterkaitan materi terwujud dalam
kesimpulan tentang pengelolaan sumber daya berikut ini.
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan upaya mengelola segala kekuatan dan potensi
yang ada melalui tuntunan,
sehingga murid bisa bertumbuh dengan bahagia menjadi manusia
seutuhnya sesuai kodrat,
baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Dari kesimpulan di atas, terdapat beberapa kata kunci yang menghubungkan materi pengelolaan sumber daya dengan materi lainnya. Kata-kata kunci ditunjukkan dengan cetak tebal dalam kesimpulan di atas, yaitu kekuatan dan potensi, tuntutan, murid, bertumbuh, bahagia, manusia seutuhnya, kodrat, dan anggota masyarakat.
Kesimpulan Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Keterkaitan
Materi
Modul 3.1
Mengelola menunjukkan keterkaitan materi
pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dengan materi Pengambilan
Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran harus
mampu mengambil keputusan tepat terkait pengelolaan sumber daya yang ada di
sekolah. Dengan pengambilan keputusan yang tepat, maka pengelolaan sumber daya
juga akan tepat. Selain itu, sumber daya dapat dimanfaatkan dengan pengambilan
keputusan terkait strategi pemanfaatan yang tepat pula.
Modul 3.2
Kekuatan dan Potensi merupakan pemimpin pengelolaan
sumber daya itu sendiri. Sekolah bisa menggali kekuatan dan potensi melalui
pikiran positif terhadap sumber daya yang ada. Membutuhkan kreativitas dalam
mengelola kekurangan sebagai kekuatan.
Modul 2.3
Melalui Tuntunan menunjukkan keterkaitan materi pemimpin pengelolaan sumber daya
dengan coaching. Hal ini contohnya dapat terlihat pada
upaya sekolah dalam menggali kekuatan dan potensi murid sebagai modal manusia.
Banyak hal bisa dilakukan. Di antaranya, yaitu kemampuan murid dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri melalui penggalian potensi diri melalui
tuntunan guru.
Modul 1.1
Murid merupakan
perwujudan dari anak-anak yang dipelajari dalam materi Filosofi Pendidikan Ki
Hadjar Dewantara. Dengan berpedoman pada filosofi ini, pengelolaan aset akan
lebih tepat sasaran. Hal ini akan mengarahkan pengelolaan aset berpusat pada
murid. Sebagai contoh, yaitu terkait upaya mewujudkan proses pembelajaran yang
menyenangkan bagi murid.
Modul 1.3
Bertumbuh menunjukkan keterkaitan dengan materi visi guru penggerak. Dalam
kaitannya dengan materi ini, visi menjadi dasar dalam pengelolaan sumber daya.
Dengan memiliki visi yang jelas akan memudahkan dalam menentukan aset yang akan
terlebih dahulu dikelola dan diimplementasikan di kelas, sehingga murid bisa
terus bertumbuh.
Modul 2.2
Bahagia merupakan bagian dari emosi manusia. Hal ini menunjukkan
keterkaitan dengan materi Pembelajaran Sosial dan Emosional. Dengan adanya rasa
bahagia, proses pengelolaan sumber daya akan lebih ringan terasa. Tidak akan
ada rasa terbebani dalam mengelola dan mengimplementasikannya.
Modul 1.2
Manusia berkaitan dengan materi nilai dan peran guru penggerak. Nilai guru
penggerak memberikan pengaruh nyata terhadap pengelolaan sumber daya. Sebagai
contoh nilai mandiri, guru penggerak secara mandiri dapat mengembangkan diri
untuk mengelola sumber daya yang ada.
Modul 1.4
Seutuhnya mengacu pada budaya positif di sekolah. Ada harapan tercipta
budaya positif di lingkungan sekolah dengan pengelolaan sumber daya seutuhnya.
Sebagai contoh, yaitu pengelolaan murid sebagai modal manusia dalam membuat
kesepakatan kelas. Adanya budaya positif pembuatan kesepakatan kelas di sekolah
pada akhirnya akan mampu membuat murid berkembang seutuhnya.
Modul 2.1
Kodrat berkaitan dengan materi pembelajaran berdiferensiasi. Pengelolaan
aset terkait erat dengan hal ini. Implementasi materi pengelolaan sumber daya
ini menyesuaikan dengan kebutuhan murid. Sebagai contoh adalah perubahan
mewujudkan lingkungan kelas yang menyenangkan bagi murid. Untuk bisa
mengimplementasikan harus mempertimbangkan potensi murid.
Perubahan
Pemikiran
Sebelum mempelajari materi ini,
saya masih belum pernah memetakan aset yang ada di sekolah. Hal ini karena
status hanya sebagai seorang guru biasa. Dalam pengelolaan aset masih sebatas
memberikan masukan. Itupun sifatnya terbatas. Namun, setelah mempelajari modul
ini, semakin terbuka pemahaman saya. Terutama terkait dengan pemetaan sumber
daya dan upaya implementasinya. Selain itu, juga semakin memahami bahwa
meskipun bukan termasuk jajaran pengambil kebijakan, tetapi pada dasarnya memiliki
ruang untuk terlibat dalam pengelolaan aset sekolah.
Perubahan pemikiran terutama
terkait dengan upaya mengimplementasikan pengelolaan sumber daya yang berpusat
pada murid. Hal ini saya lakukan melalui penyusunan rencangan tindakan aksi
nyata.
RANCANGAN
TINDAKAN AKSI NYATA
Judul Modul : Mewujudkan Suasana
Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan
Nama Peserta : Yusep Kurniawan, M.Pd.
Latar Belakang:
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
membuat kondisi kelas terlihat tidak terurus. Hal ini akan berdampak pada
proses pembelajaran saat diterapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.
Saat PTM terbatas, kelas yang tak terurus tentu tidak mendukung proses
pembelajaran yang nyaman
dan menyenangkan bagi murid.
Untu
mewujudkan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk kegiatan
pembelajaran tentu membutuhkan sentuhan dari penghuni kelas (murid) untuk
mengelola lingkungan kelas sebagai aset fisik. Dengan lingkungan kelas yang
disesuaikan sesuai dengan keinginan murid tentu akan menjadi pemicu kenyamanan murid
selaku penghuninya.
Tujuan:
Menciptakan lingkungan kelas nyaman
dan menyenangkan yang mendukung optimalnya proses pembelajaran berpihak pada murid.
Tolak Ukur:
1. Murid mampu menggali
hal-hal yang disukai dan tidak dari lingkungan kelasnya;
2. Murid mampu mengatur
lingkungan kelas menjadi lebih menyenangkan untuk mendukung proses
pembelajaran;
3. Suasana kelas menjadi lebih nyaman;
4.
Proses pembelajaran menyenangkan dan berbihak pada murid.
Linimasa Tindakan
1. Buat Pertanyaan
Minggu ke- 1 Bulan Oktober 2021
Menggali cita-cita dan harapan murid terhadap suasana/lingkungan kelas impian;
Melibatkan murid untuk menginventarisasi kekuatan dan potensi yang dimiliki.
2. Ambil Pelajaran
Minggu ke- 2 Bulan Oktober 2021
Meminta murid mengidentifikasi hal-hal yang disukai dan tidak disukai dari lingkungan kelasnya;
Meminta murid melihat contoh tata ruang kelas yang baik dan nyaman di media internet.
3. Gali Mimpi
Minggu ke- 2 Bulan Oktober 2021
Menanyakan pendapat kepada setiap murid tentang kondisi kelas yang menyenangkan bagi mereka;
Membuat rancangan pengaturan kelas bersama murid.
4. Jabarkan Rencana
Minggu ke- 3 Bulan Oktober 2021
Membuat capaian target yang realistis untuk setiap murid;
Meminta murid merencanakan jadwal pengaturan ruang kelas;
Membagi tugas murid dalam pengaturan lingkungan kelas.
5. Atur Eksekusi
Minggu ke- 4 Bulan Oktober 2021
Menyusun tim kerja;
Menyepakati tenggat penyelesaian pekerjaan masing-masing tim;
Minggu ke- 1 Bulan November 2021
Melakukan kegiatan Monitoring dan Evaluasi.
Dukungan yang Dibutuhkan
- Alat kebersihan didapatkan melalui koordinasi dengan pihak sekolah (bagian sarpras). Alat kebersihan juga ditambah dengan gotong royong murid yang membawa sendiri alat kebersihan dari rumah;
- Alat Tulis Kantor
(ATK) selain dari murid juga berkoordinasi dengan pihak sekolah terutama
bendahara barang terkait penyiapan ATK. ATK yang dibutuhkan meliputi:
kertas manila, spidol warna, crayon, selotip, pensil, lem, kertas post-it, gunting,
penghapus whiteboard, dll;
- Bahan pelengkap berupa buku pengayaan dalam bentuk buku fiksi maupun non fiksi selain buku Tema maupun Mata Pelajaran. Untuk buku tersebut selain meminta murid membawa dari rumah, juga berkoordinasi dengan pihak sekolah (Kepala Perpustakaan) terkait pengadaan;
- Alat dan bahan untuki memperindah ruangan, cat tembok dan kuas;
- Dukungan dari:
- Kepala Sekolah melalui komunikasi secara langsung;
- Rekan sejawat dalam komunitas praktisi melalui komunikasi intensif keterlibatan dalan proses pengaturan kelas;
- Warga sekolah lainnya dengan cara komunikasi jika ada hal-hal penting lain yang dibutuhkan;
- Orang tua murid melalui komunikasi intensif untuk mendukung putra-putrinya mewujudkan suasana kelas impian;
- Murid selaku subjek pendidikan dengan cara menginformasikan pelaksanan kegiatan.
No comments:
Post a Comment