Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai
peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi, sebagaimana Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam Kurikulum 2013 dirancang.
Capaian Pembelajaran merupakan pembaharuan dari KI dan KD, yang dirancang
untuk terus menguatkan pembelajaran yang fokus pada pengembangan kompetensi.
Kurikulum 2013 bahkan
kurikulum nasional yang terdahulu sudah ditujukan untuk berbasis kompetensi,
sehingga kurikulum ini meneruskan upaya tersebut.
Dalam CP,
strategi yang semakin dikuatkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
mengurangi cakupan materi dan perubahan tata cara penyusunan capaian yang
menekankan pada fleksibilitas dalam pembelajaran.
#Pengurangan Konten
Konsekuensi dari
pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi adalah perlunya pengurangan
materi pelajaran atau pokok bahasan.
Mengajar dengan
terburu-buru dan tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa merupakan keputusan logis karena kebijakan kurikulum yang berlaku menilai
kinerja mereka melalui ketuntasan mengajarkan materi ajar yang begitu banyak.
Ketika pelajaran disampaikan
dengan terburu-buru, peserta didik tidak memiliki cukup waktu untuk memahami
konsep secara mendalam, yang sebenarnya sangat penting untuk menguatkan fondasi
kompetensi mereka.
Artinya, padatnya
materi pelajaran membawa dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
Beberapa contoh
konkrit penyederhanaan dan penyesuaian kompetensi dan materi ajar dalam Capaian
Pembelajaran di Kurikulum Merdeka adalah pengurangan beberapa materi dalam CP
Biologi SMA (Fase F) karena terlalu banyak dan terlalu terperinci untuk jenjang
tersebut.
#Pembelajaran Secara Konstruktif
Menurut
teori belajar konstruktivisme (constructivist
learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat fakta-fakta,
konsep, atau kaidah untuk diingat. “Memahami” dalam konstruktivisme adalah
proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman nyata.
Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya.
Pemahaman yang bermakna ini
membutuhkan proses belajar yang berpusat pada siswa serta waktu yang lebih
panjang daripada pembelajaran yang sekadar “menjejali” siswa dengan
informasi-informasi yang kurang bermakna karena sekadar untuk diketahui atau
dihafalkan saja.
Dengan demikian,
sedapat mungkin Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka mengutamakan
kompetensi yang perlu dicapai tanpa mengikat konteks dan konten
pembelajarannya.
Berdasarkan
kompetensi tersebut, satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan
pembelajaran yang sesuai dengan konteks sekolah dan relevan dengan
perkembangan, minat, serta budaya peserta didik.
Oleh
karena CP dikembangkan berdasarkan teori konstruktivisme, maka capaia-capaian
dalam dokumen CP perlu dipahami menggunakan kerangka teori yang sama. Istilah
“pemahaman” (understanding) dalam CP perlu
dimaknai sebagaimana teori konstruktivisme di atas.
#Penggunaan Fase
Perbedaan
lain antara KI dan KD dalam Kurikulum 2013 dengan Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka adalah rentang waktu yang
dialokasikan untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.
Sementara KI dan KD
ditetapkan per tahun, CP dirancang berdasarkan fase-fase. Satu Fase memiliki
rentang waktu yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut:
- Fase-Fondasi yang dicapai di akhir
PAUD;
- Fase A umumnya untuk kelas I sampai
II SD/sederajat;
- Fase B umumnya untuk kelas III
sampai IV SD/sederajat;
- Fase-C umumnya untuk kelas V sampai
VI SD/sederajat;
- Fase D umumnya untuk kelas VII
sampai IX SMP/sederajat;
- Fase E untuk kelas X SMA/sederajat;
dan
- Fase-F untuk kelas XI sampai XII
SMA/sederajat.
Fase E dan Fase F
dipisahkan karena mulai kelas XI peserta didik akan menentukan mata pelajaran
pilihan sesuai minat dan bakatnya, sehingga struktur kurikulumnya mulai berbeda
sejak kelas XI.
Dengan
menggunakan Fase, suatu target capaian kompetensi dicapai tidak harus dalam
satu tahun tetapi beberapa tahun, kecuali di kelas X jenjang SMA/sederajat.
#Perumusan Capaian Pembelajaran
Perubahan lain
yang signifikan dari KI dan KD menjadi CP adalah format penulisan kompetensi
yang ingin dicapai serta rentang waktu yang ditargetkan untuk mempelajarinya.
Dalam KI dan KD
Kurikulum 2013, kompetensi-kompetensi yang dituju disampaikan dalam bentuk
kalimat tunggal yang disusun dalam poin-poin. Selain itu, dalam KI dan KD
terdapat pemisahan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Meskipun dalam Kurikulum
2013 kompetensi (KI-KD) tersebut sebenarnya saling berkaitan dan berangkaian.
Namun demikian, ketika KI dan KD dituliskan sebagai poin-poin, keterkaitan
antara ruang lingkup kemampuan satu dengan yang lain tidak terdefinisikan dengan
jelas.
Capaian
Pembelajaran di Kurikulum Merdeka ditulis dalam metode yang berbeda, di mana
pemahaman, sikap atau disposisi terhadap pembelajaran dan pengembangan
karakter, serta keterampilan yang terobservasi atau terukur ditulis sebagai
suatu rangkaian.
Hal ini merujuk
pada makna kompetensi yang lebih dari sekadar perolehan pengetahuan dan
keterampilan, tetapi juga mengolah dan menggunakan pengetahuan, keterampilan,
sikap, serta nilai-nilai yang dipelajari untuk menghadapi situasi atau
permasalahan yang kompleks.
Dalam
penulisannya, struktur CP tidak berdasarkan domain-domain pemahaman,
sikap/disposisi, dan keterampilan, melainkan berbasis pada kompetensi dan/atau
konsep yang esensial dari setiap mata pelajaran.
Kompetensi dan
konsep tersebut disebut sebagai elemen-elemen yang menjadi ciri khas setiap
mata pelajaran, dan elemen ini kemudian dinyatakan perkembangannya dari satu
fase ke fase berikutnya.
#Fleksibilitas Pembelajaran
Fleksibilitas
sangat penting bagi satuan pendidikan untuk dapat mengembangkan pembelajaran
yang memberikan kesempatan untuk peserta didik. Membuat kaitan-kaitan antara
konsep yang dipelajari dengan situasi setempat, sekaligus menentukan kecepatan
pembelajaran setiap konsep.
Untuk menguatkan
kompetensi, pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menghubungkan konsep atau teori yang dipelajarinya dengan lingkungan atau
kehidupan sekitar mereka.
Fleksibilitas
CP yang memberikan keleluasaan untuk pembelajaran yang kontekstua. Ini
dicontohkan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, di
mana topik tentang Pemilihan Umum dapat dipelajari pada masa-masa sekitar
Pemilihan Umum di Indonesia atau daerahnya.
#Peningkatan Kualitas Capaian
Pembelajaran
Capaian
Pembelajaran di Kurikulum Merdeka dapat dieksplorasi oleh guru dengan
menyesuaikan kebutuhan siswa, kearifan lokal serta situasi dan kondisi terkini.
Namun demikian,
untuk implementasinya diperlukan masa adaptasi sebab baik bagi guru maupun
siswa memiliki tingkat kesiapan yang berbeda-beda.
Contohnya, untuk
guru yang sebelumnya melakukan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 dimana
kompetensi dicapai tiap tahun perlu beradaptasi dengan capaian pembelajaran
pada kurikulum prototipe yang dirancang menjadi tiap fase.
Umpan balik ini
menjadi landasan untuk memperbaiki strategi implementasi kurikulum di satuan
pendidikan.
#Kerangka Kurikulum Merdeka
Kerangka
kurikulum yan diterapkan di sekolah penggerak telah menggunakan Kurikulum
Merdeka. Dalam hal ini Pemerintah berperan menyiapkan:
- Profil Pelajar Pancasila. Kompetensi
dan karakter yang tertuang dalam 6 dimensi, berfungsi sebagai penuntun
arah yang memandu segala kebijakan dan pembaruan dalam sistem pendidikan
Indonesia, termasuk pembelajaran dan asesmen.
- Struktur kurikulum. Jabaran mata
pelajaran beserta alokasi jam pembelajaran.
- Capaian Pembelajaran (CP).
Kompetensi dan karakter yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran
dalam kurun waktu tertentu.
- Prinsip pembelajaran dan asesmen.
Berfungsi sebagai nilai-nilai yang mendasari Desain Pembelajaran di
Kurikulum Merdeka
Terdapat beberapa
komponen di kurikulum ini dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut komponen
atau alur pembelajaran tersebut.
1. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka sebagai pengganti dari KI dan
KD pada kurikulum sebelumnya. Dalam hal ini capaian pembelajaran memuat
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam
bentuk narasi.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan
pembelajaran merupakan suatu jabaran kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik. Dalam hal ini tujuan pembelajaran dapat dilaksanakan dalam satu kegiatan
atau lebih.
3. Alur Tujuan Pembelajaran
Alur tujuan
pembelajaran merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara
sistematis dan logis. Didesain menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga
akhir suatu fase.
No comments:
Post a Comment