Aisyah duduk di teras rumah, menatap bulan yang menggantung di langit malam. Angin sepoi-sepoi membelai wajahnya, membawa kenangan saat pertama kali ia dan Farhan menikah.
Dulu, suaminya sering menemaninya mengobrol di malam hari, tapi kini semuanya berbeda. Sekarang dengan kesibukan pekerjaan, ia selalu pergi pagi dan pulang larut malam.
Meski begitu, Aisyah tak pernah mengeluh. Ia memahami bahwa suaminya bekerja keras demi masa depan mereka.
Setiap pagi, ia tetap menyiapkan sarapan dengan penuh cinta, meskipun Farhan hanya sempat menghabiskan beberapa suapan sebelum berangkat.
Saat suaminya pulang dalam keadaan lelah, Aisyah selalu menyambutnya dengan senyum, tak pernah menuntut lebih.
Suatu malam, sahabatnya, Rina, datang berkunjung. “Kamu nggak capek, Syah? Suamimu hampir nggak pernah ada buat kamu,” ujar Rina prihatin.
Aisyah hanya tersenyum. “Cinta bukan tentang seberapa sering kita bersama, tapi seberapa tulus kita mendukung satu sama lain,” jawabnya lembut.
Kata-kata itu membuat Rina terdiam. Ia menyadari bahwa Aisyah mencintai suaminya bukan karena perhatian yang diberikan, tetapi karena keikhlasannya menerima keadaan. Baginya, kebahagiaan Farhan adalah kebahagiaannya juga.
Suatu hari, Farhan pulang lebih awal. Ia melihat Aisyah tertidur di ruang tamu dengan tangan masih menggenggam kain yang sedang ia jahit. Ada lelah di wajah istrinya, tapi juga ketenangan.
Farhan tertegun. Selama ini ia terlalu sibuk mengejar kesuksesan, tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang selalu menunggunya dengan penuh cinta.
Malam itu, ia membangunkan Aisyah dengan lembut. “Maafkan aku, Sayang,” ucapnya lirih.
Aisyah tersenyum, mengusap tangan suaminya. “Aku selalu mengerti, Mas. Aku hanya ingin melihatmu bahagia.”
Sejak saat itu, Farhan berusaha meluangkan lebih banyak waktu untuk Aisyah. Ia sadar bahwa cinta bukan hanya soal bekerja keras untuk masa depan, tetapi juga menghargai orang yang setia mendampingi.
Kisah Aisyah mengajarkan bahwa ketulusan adalah inti dari cinta. Ia tidak menuntut perhatian, tidak meminta lebih, tetapi selalu memberi dengan ikhlas. Dan justru karena itulah, ia mendapatkan cinta yang jauh lebih besar dari yang pernah ia bayangkan.
Cinta sejati bukan tentang memiliki waktu bersama yang banyak, tetapi bagaimana tetap setia dan saling mendukung, meski keadaan tak selalu sesuai harapan.
***
Pena Kopi Pagi
No comments:
Post a Comment