Menghadapi Proses Baligh dan Kedewasaan Anak: Peran Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak - Yusep Kurniawan

Breaking

Sunday, March 9, 2025

Menghadapi Proses Baligh dan Kedewasaan Anak: Peran Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak



Proses baligh dan kedewasaan adalah dua tahap penting dalam kehidupan setiap individu. Dalam Islam, baligh tidak hanya berarti perubahan fisik, tetapi juga perubahan mental dan spiritual yang mempengaruhi tanggung jawab seseorang. 


Anak-anak masa kini yang hidup di era multimedia memerlukan pendekatan yang berbeda dalam mempersiapkan mereka untuk menghadapi masa-masa ini. Penggunaan teknologi, seperti video animasi Islami yang dapat diakses sejak usia dini, merupakan salah satu cara untuk mengedukasi mereka tentang apa itu baligh dan kedewasaan.


Peran Teknologi dalam Edukasi Baligh
Anak-anak di era digital ini, yang dikenal sebagai generasi multimedia, memiliki cara belajar yang berbeda dengan generasi sebelumnya. 


Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memanfaatkan teknologi untuk mengedukasi anak-anak tentang proses baligh. Misalnya, penggunaan video animasi Islami yang menjelaskan konsep aqil baligh dalam Islam dapat dimulai sejak usia 7 tahun. 


Edukasi yang menyenangkan dan menarik, dikombinasikan dengan teknologi, dapat membantu anak-anak memahami lebih baik tentang perubahan fisik dan mental yang mereka alami.


Nutrisi dan Perkembangan Fisik
Salah satu faktor yang mempengaruhi baligh adalah nutrisi. Perkembangan fisik anak yang sehat sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tepat, terutama pada usia 9 hingga 12 tahun. 


Pada masa ini, tubuh anak mengalami banyak perubahan hormonal yang mempengaruhi proses baligh. Misalnya, pada perempuan, hormon estrogen meningkat pada usia sekitar 9 tahun dan terus berkembang hingga usia 20-an, sementara pada laki-laki, hormon testosteron mulai aktif pada usia 9 hingga 14 tahun. 


Perubahan hormon ini memainkan peran utama dalam perubahan fisik dan mental selama masa remaja.


Perkembangan Otak dan Pengaruh Edukasi
Otak anak mengalami perkembangan yang signifikan selama masa baligh. Otak terdiri dari otak besar dan otak kecil, yang masing-masing berfungsi untuk kreativitas dan strategi. 


Otak kanan mengatur kreativitas, sementara otak kiri berfungsi untuk perencanaan dan strategi. Penggunaan teknologi untuk edukasi yang positif dapat membantu memperkuat hubungan antar-neuron di otak. 


Dengan melakukan pendidikan yang konsisten dan positif, anak-anak akan membentuk koneksi otak yang lebih kuat, yang dikenal dengan istilah neurotransmitter.


Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak
Ayah memegang peran yang sangat penting dalam mendampingi anak-anaknya selama masa baligh dan kedewasaan. Dalam Islam, ayah tidak hanya memiliki peran biologis, tetapi juga psikologis. 


Ayah harus menjadi figur yang mendidik, mengajarkan nilai-nilai agama, serta memberikan arahan dan penguatan emosional. Pengasuhan yang baik dari ayah dapat membentuk karakter anak, terutama dalam hal keberanian, kemandirian, dan ketegasan.

Ayah harus mengajarkan anak-anaknya tentang tanggung jawab, seperti mengajarkan sholat dan bersikap sopan kepada orang tua dan sesama. 


Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak contoh pengasuhan dari ayah kepada anaknya, yang menunjukkan pentingnya peran ayah dalam perkembangan karakter anak.


Kesimpulan
Masa baligh dan kedewasaan adalah proses yang penuh tantangan bagi anak-anak. Peran orang tua, terutama ayah, sangat penting dalam mendampingi anak-anak mereka melalui proses ini. 


Dengan mengedukasi anak-anak secara positif, menggunakan teknologi sebagai alat bantu, dan memberikan pengasuhan yang baik, anak-anak akan siap menghadapi tanggung jawab kedewasaan mereka. 


Oleh karena itu, peran ayah dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak menuju kedewasaan yang sehat, baik fisik maupun mental, sangatlah vital.


Daftar Pustaka

  1. Soraya, F. (2025). Jadi Besar Jangan Gusar: Belajar tentang Baligh dan Dewasa. Jakarta: Pustaka Keluarga.
  2. Rohadi, B. T. (2025). Menjadi Ayah: Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak. Yogyakarta: Insan Mandiri.
  3. Kemenkes RI. (2024). Pengaruh Nutrisi terhadap Perkembangan Fisik dan Mental Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  4. Hasan, M. (2024). Peran Hormon dalam Perkembangan Remaja. Surabaya: Universitas Surabaya Press.
  5. Aisyah, F. (2025). Neuroscience untuk Pendidikan Anak: Memahami Perkembangan Otak dalam Pengasuhan. Bandung: Penerbit Gama.
  6. Al-Qur'an. (n.d.). Surat Luqman, Ayat 12-19.

Tim Red.

No comments:

Post a Comment