Konsep Berpikir Analitis - Konvergen dan Divergen - Yusep Kurniawan

Breaking

Sunday, March 6, 2022

Konsep Berpikir Analitis - Konvergen dan Divergen


Ada dua jenis pola berpikir analitis manusia dalam menyelesaikan masalah, maupun menghasilkan ide baru dalam dunia bisnis, yaitu berpikir fokus (konvergen) dan berpikir kreatif (divergen). 


Simak Videonya di: Konsep Berpikir Analitis Konvergen dan Divergen

atau di: 



Konsep Berpikir Analitis - Konvergen dan Divergen pertama kali digagas oleh seorang psikolog bernama Joy Paul Guilford pada tahun 1956. Kedua proses berpikir ini seperti dua sisi mata uang, namun saling melengkapi dan menguntungkan dalam berinovasi. 


Orang yang berpikir konvergen memiliki standar dan analisis probabilitas dalam menyelesaikan masalah dengan tepat. Artinya, orang dengan pola pikir ini disebut juga dengan problem solver. Sebaliknya, orang yang memiliki cara berpikir divergen disebut sebagai orang yang punya kreativitas tinggi. 

Agar lebih jelas, mari simak ulasan lengkapnya tentang perbedaan konsep konvergen dan divergen di bawah ini!



Perbedaan antara Berpikir Analitis secara Konvergen dan Divergen

Pola Pikir Konvergen


Berpikir konvergen adalah proses berpikir untuk mencari solusi yang konkret. Pola pikir ini berfokus pada pencarian alternatif jawaban paling efektif dari setiap permasalahan yang ada. 


Berpikir analitis secara konvergen juga berarti mengedepankan kecepatan, ketepatan, dan berpikir logis. Biasanya, merupakan pengaplikasian teknik yang sudah pernah digunakan dan berpusat pada pengumpulan informasi.


Fungsi dari pemikiran konvergen membantu Anda dalam memberikan jawaban dari persoalan hanya dengan dua pilihan, benar atau salah. Sebab, tidak ada istilah ambigu bagi orang yang berpikir secara logis. Bagi orang seperti ini, hanya ada hitam atau putih tidak ada abu-abu. 


Orang yang berpikir secara konvergen sering melibatkan metode pemecahan masalah yang telah dicoba sebelumnya. Ia juga mengumpulkan seluruh informasi untuk kembali digunakan dalam kasus atau persoalan yang sama di masa yang akan datang.


Seseorang dengan pola pikir konvergen memiliki kecerdasan dalam berpikir menggunakan logika, mampu menghafal pola, dan mengerjakan soal-soal mata pelajaran di sekolah. Jangan salah, kemampuan berpikir konvergen dibutuhkan saat mengerjakan soal pilihan ganda, kuis, spelling test atau tes ejaan dan ujian lainnya yang serupa atau jawabannya hanya terdiri dari salah atau benar.


Pola pikir ini, biasanya dimiliki oleh seorang pemimpin yang sukses yang sepanjang karirnya telah membuat banyak pilihan yang benar dibandingkan pilihan yang salah. Orang dengan pola pikir konvergen jarang menggunakan kreativitas dan empati, melainkan terfokus pada pengumpulan fakta dan membuat keputusan yang tepat pada waktu yang tepat.



Pola Pikir Divergen

Berbeda dengan berpikir fokus dalam mencari solusi, berpikir divergen adalah berpikir analitis dan mengedepankan kreativitas. Berpikir divergen adalah proses berpikir yang mengeksplorasi berbagai kemungkinan solusi untuk menghasilkan ide brilian dan kreatif. 


Jika berpikir konvergen terfokus pada pengumpulan fakta dari sebuah peristiwa, maka pola pikir kreatif mengacu pada sudut pandang yang bervariasi dalam melihat suatu peristiwa. Kemudian mencoba berbagai solusi untuk memecahkan masalah, hingga menemukan solusi yang tepat. Orang dengan pemikiran divergen sering melakukan trial and error.


Karakteristik orang dengan pola pikir divergen umumnya spontan dalam menyampaikan ide,  dan tidak terikat dengan standar yang sudah ada. Mereka punya rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga sering mencari ide-ide baru walau sudah ada solusi yang standar untuk memecahkan masalah tersebut. 


Maka wajar saja, para divergen lebih mampu memberikan alternatif jawaban, meskipun kemungkinannya solusi tersebut tidak relevan dengan permasalahan yang ada, dan siap menerima risiko atas jawabannya.


Ya, orang yang berpikir secara divergen tidak selamanya bisa memberikan jawaban yang benar. Jadi, individu yang satu ini kurang sesuai untuk mengerjakan soal pilihan ganda, namun lebih cocok mengerjakan soal-soal esai yang membutuhkan opini dan brainstorming


Elemen yang Ada pada Berpikir Analitis secara Divergen

Ada delapan elemen yang dimiliki oleh orang yang berpikir secara divergen, yaitu kompleksitas, keingintahuan, elaborasi, fleksibilitas, kefasihan, imajinasi, orisinalitas dan pengambilan risiko. 

  • Kompleksitas adalah kemampuan untuk mengkonseptualisasikan ide-ide yang dianggap sulit. 
  • Keingintahuan merupakan skill menggali sebuah ide lebih dalam. Misalnya keinginan untuk mencari tahu banyak hal serta informasi dan sering bertanya tentang topik yang membuatnya penasaran. 
  • Elaborasi, atau membentuk ide-ide baru yang memungkinkan dari sesuatu yang sudah ada. 
  • Fleksibilitas, yang mana merupakan keahlian menciptakan dan beradaptasi dalam perubahan ide yang ada. 
  • Kefasihan atau kemampuan memberikan beragam jawaban atas suatu pertanyaan serta menemukan solusi yang potensial. 
  • Imajinasi, adalah kemampuan untuk berpikir secara liar dan menemukan ide yang tidak seperti biasanya atau out of the box. Imajinasi akan mendorong orisinalitas, yaitu mampu memberikan ide segar, berbeda, dan belum pernah ditemukan sebelumnya. 
  • Pengambilan risiko berarti berani menghadapi masalah yang timbul dari percobaan-percobaan yang dilakukan. 

 

Nah, Anda termasuk tipe berpikir konvergen atau berpikir divergen? 


Apa pun pola pikir Anda, tentu mempunyai kelebihan, kekurangan, dan keunikan masing-masing. Jadi, maksimalkan cara berpikir yang Anda kuasai agar dapat membantu untuk perencanaan karir dan pengembangan diri. 


Luangkan juga waktu agar bisa terus meningkatkan kemampuan anda dengan hal-hal positif sebagai pembelajar sepanjang hayat.


Itulah penjelasan mengenai perbedaan konsep konvergen dan divergen dalam berpikir analitis. Semoga bermanfaat. 


Salam Literasi!!!





 


No comments:

Post a Comment