Ada dua
jenis pola berpikir analitis manusia dalam menyelesaikan masalah, maupun
menghasilkan ide baru dalam dunia bisnis, yaitu berpikir fokus (konvergen) dan
berpikir kreatif (divergen).
Simak Videonya di: Konsep Berpikir Analitis Konvergen dan Divergen
Konsep Berpikir
Analitis - Konvergen dan Divergen pertama kali digagas oleh seorang
psikolog bernama Joy Paul Guilford pada tahun 1956. Kedua
proses berpikir ini seperti dua sisi mata uang, namun saling melengkapi dan
menguntungkan dalam berinovasi.
Orang yang
berpikir konvergen memiliki standar dan analisis probabilitas dalam
menyelesaikan masalah dengan tepat. Artinya, orang dengan pola pikir ini
disebut juga dengan problem solver. Sebaliknya, orang yang memiliki
cara berpikir divergen disebut sebagai orang yang punya kreativitas
tinggi.
Agar lebih jelas,
mari simak ulasan lengkapnya tentang perbedaan konsep konvergen dan divergen di
bawah ini!
Perbedaan antara Berpikir Analitis secara Konvergen
dan Divergen
Pola Pikir Konvergen
Berpikir
konvergen adalah proses berpikir untuk mencari solusi yang konkret. Pola pikir
ini berfokus pada pencarian alternatif jawaban paling efektif dari setiap
permasalahan yang ada.
Berpikir
analitis secara konvergen juga berarti mengedepankan kecepatan, ketepatan, dan
berpikir logis. Biasanya, merupakan pengaplikasian teknik yang sudah pernah
digunakan dan berpusat pada pengumpulan informasi.
Fungsi dari
pemikiran konvergen membantu Anda dalam memberikan jawaban dari
persoalan hanya dengan dua pilihan, benar atau salah. Sebab, tidak ada
istilah ambigu bagi orang yang berpikir secara logis. Bagi orang seperti ini,
hanya ada hitam atau putih tidak ada abu-abu.
Orang yang berpikir secara konvergen sering melibatkan metode pemecahan masalah yang telah dicoba sebelumnya. Ia juga mengumpulkan seluruh informasi untuk kembali digunakan dalam kasus atau persoalan yang sama di masa yang akan datang.
Seseorang dengan pola pikir konvergen memiliki kecerdasan dalam berpikir menggunakan logika, mampu menghafal pola, dan mengerjakan soal-soal mata pelajaran di sekolah. Jangan salah, kemampuan berpikir konvergen dibutuhkan saat mengerjakan soal pilihan ganda, kuis, spelling test atau tes ejaan dan ujian lainnya yang serupa atau jawabannya hanya terdiri dari salah atau benar.
Pola pikir ini,
biasanya dimiliki oleh seorang pemimpin yang sukses yang sepanjang
karirnya telah membuat banyak pilihan yang benar dibandingkan pilihan yang
salah. Orang dengan pola pikir konvergen jarang menggunakan kreativitas dan
empati, melainkan terfokus pada pengumpulan fakta dan membuat keputusan yang
tepat pada waktu yang tepat.
Pola Pikir Divergen
Berbeda dengan berpikir fokus dalam mencari solusi, berpikir divergen
adalah berpikir analitis dan mengedepankan kreativitas. Berpikir divergen
adalah proses berpikir yang mengeksplorasi berbagai kemungkinan solusi untuk
menghasilkan ide brilian dan
kreatif.
Jika berpikir konvergen terfokus pada pengumpulan fakta dari sebuah
peristiwa, maka pola pikir kreatif mengacu
pada sudut pandang yang bervariasi dalam melihat suatu peristiwa. Kemudian
mencoba berbagai solusi untuk memecahkan masalah, hingga menemukan solusi yang
tepat. Orang dengan pemikiran divergen sering melakukan trial and
error.
Karakteristik orang dengan pola pikir divergen umumnya spontan dalam
menyampaikan ide, dan tidak terikat dengan standar yang sudah ada. Mereka
punya rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga sering mencari ide-ide baru walau
sudah ada solusi yang standar untuk memecahkan masalah tersebut.
Maka wajar saja, para divergen lebih mampu memberikan alternatif
jawaban, meskipun kemungkinannya solusi tersebut tidak relevan dengan
permasalahan yang ada, dan siap menerima risiko atas jawabannya.
Ya, orang yang berpikir secara divergen tidak selamanya bisa memberikan
jawaban yang benar. Jadi, individu yang satu ini kurang sesuai untuk
mengerjakan soal pilihan ganda, namun lebih cocok mengerjakan soal-soal esai
yang membutuhkan opini dan brainstorming.
Elemen yang Ada pada Berpikir Analitis secara
Divergen
Ada delapan elemen yang dimiliki oleh orang yang berpikir secara
divergen, yaitu kompleksitas, keingintahuan, elaborasi, fleksibilitas,
kefasihan, imajinasi, orisinalitas dan pengambilan risiko.
- Kompleksitas adalah kemampuan untuk mengkonseptualisasikan ide-ide
yang dianggap sulit.
- Keingintahuan merupakan skill menggali
sebuah ide lebih dalam. Misalnya keinginan untuk mencari tahu banyak hal
serta informasi dan sering bertanya tentang topik yang membuatnya
penasaran.
- Elaborasi, atau membentuk ide-ide baru yang memungkinkan dari
sesuatu yang sudah ada.
- Fleksibilitas, yang mana merupakan keahlian menciptakan dan
beradaptasi dalam perubahan ide yang ada.
- Kefasihan atau kemampuan memberikan beragam jawaban atas suatu
pertanyaan serta menemukan solusi yang potensial.
- Imajinasi, adalah kemampuan untuk berpikir secara liar dan
menemukan ide yang tidak seperti biasanya atau out of the box.
Imajinasi akan mendorong orisinalitas, yaitu mampu memberikan ide segar,
berbeda, dan belum pernah ditemukan sebelumnya.
- Pengambilan risiko berarti berani menghadapi masalah yang timbul
dari percobaan-percobaan yang dilakukan.
Nah, Anda termasuk tipe berpikir konvergen atau berpikir divergen?
Apa pun pola pikir Anda, tentu mempunyai kelebihan, kekurangan, dan
keunikan masing-masing. Jadi, maksimalkan cara berpikir yang Anda kuasai agar
dapat membantu untuk perencanaan karir dan
pengembangan diri.
Luangkan juga waktu agar bisa terus meningkatkan kemampuan anda dengan hal-hal positif sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Itulah penjelasan mengenai perbedaan konsep konvergen dan divergen dalam
berpikir analitis. Semoga bermanfaat.
Salam Literasi!!!
No comments:
Post a Comment